Sebagian Benar, Sejumlah Negara Melarang Produk Makanan Hasil Rekayasa Genetika



Konten yang beredar di WhatsApp serta Facebook akun ini, ini, ini, ini, dan ini, berisi klaim bahwa Amerika Serikat, Uni Eropa, Cina, Rusia, Afrika, Asian Games dan Olimpiade Mahasiswa Dunia (Universiade), melarang konsumsi makanan hasil rekayasa genetika alias Genetically Modified Food (GMF).

Dikatakan bahwa tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, termasuk GMF. Disebutkan juga bahwa semua jenis makanan dan buah-buahan yang yang dihasilkan di luar musimnya tidak boleh dimakan karena termasuk GMF yang beracun bagi manusia.



Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa dua klaim yakni 1) Benarkah tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, dan buah yang dihasilkan di luar musim termasuk GMF?; 2) Benarkah Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Rusia, Afrika, Asian Games dan Universiade melarang konsumsi makanan yang termasuk GMF?



Klaim Pertama: tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, dan buah yang dihasilkan di luar musim termasuk GMF

Fakta: Dilansir website WHO, GMF berkaitan dengan Genetically Modified Organisms (GMO atau GMOs) yang juga sering disebut sebagai bioteknologi modern dan teknologi gen. Terkadang GMO juga disebut teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika.

GMO adalah organisme atau mikroorganisme, berupa tumbuhan dan hewan, yang materi DNA atau genetiknya telah diubah secara sengaja, bukan secara alami melalui perkawinan atau rekombinasi alami. GMF adalah makanan yang bahannya bersifat GMO.

Tujuan dilakukannya rekayasa genetika pada tanaman pada umumnya untuk meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Sementara GMF bertujuan menghasilkan makanan yang lebih murah, atau meningkatkan gizi, bisa juga keduanya.

Pada umumnya pemeriksaan keamanan makanan yang termasuk GMF dilakukan pemerintah masing-masing negara. Yakni harus aman dari bahaya langsung, alergi, kandungan zat tertentu, stabilitas gen yang disisipkan, dampak kandungan nutrisi, dan kemungkinan adanya efek lain yang merugikan. Di sisi lain, WHO telah menerbitkan panduan untuk mengujinya, yakni Codex Alimentarius.

Dilansir Healthline, terdapat sejumlah kekhawatiran terkait keamanan GMF, seperti alergi, kanker, cemaran herbisida, dan berdampak buruk pada madu. Namun semua kecemasan itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Klaim kedua: Benarkah Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Rusia, Afrika, Asian Games dan Universiade melarang konsumsi makanan yang termasuk GMF?

Fakta: Saat ini, 26 negara termasuk Perancis, Jerman, Italia, Meksiko, Rusia, Tiongkok, dan India (19 di antaranya berada di Uni Eropa (UE)) telah melarang produk GMO untuk sebagian atau seluruhnya. Sementara 60 negara lainnya menerapkan pembatasan yang signifikan terhadap GMO. 

Salah satu alasan penolakan terhadap GMO adalah karena lemahnya manfaat GMO bagi pertanian dibandingkan dengan potensi risikonya. Ada juga kurangnya kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap proses regulasi di balik GMO. 

Di Amerika Serikat, GMO di negara mereka aman untuk manusia, tumbuhan dan hewan. Kolaborasi antar lembaga di sana membantu pengolah pangan untuk memahami peraturan yang harus diikuti agar makanan GMF yang mereka hasilkan tetap aman. Peredarannya di pasaran juga diperbolehkan dengan menyematkan label yang menjelaskan bahwa makanan tersebut mengandung bahan GMO. Standar yang sama juga diterapkan untuk makanan impor, dengan menuliskan kalimat “bioengineered food” pada kemasannya.

Sedangkan klaim terkait Asian Games, panitia penyelenggara di  Hangzhou membantah rumor yang mengatakan mereka menolak penggunaan bahan makanan GMO selama perhelatan acara. Di sisi lain, tidak ditemukan bukti bahwa gelaran Universiade melarang penggunaan makanan GMF, termasuk dalam penyelenggaraan terakhir, di Chengdu, Cina, tahun 2023.



Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang mengatakan bahwa sejumlah negara melarang konsumsi produk rekayasa genetika adalah sebagian benar. Juga beberapa tanaman saat ini dikembangkan dengan rekayasa genetika sebagian benar.  

https://www.facebook.com/madinah.property.14/posts/pfbid02WeSJv68SvQGMTp6Wc5FYrZfYiZVisYE2ME2DFrE1DGEP4MbKLjJFQ256Jic6MqjZl
https://www.facebook.com/hamdhi.anwar1/posts/pfbid0xdY968NTrR5QSsGbfk1vzvMvhky2vEMxuhMMWizEweEBQtFBpfDSzJ1nwe4eSVtwl
https://www.facebook.com/ummu.hanafi.98/posts/pfbid02Asd25sf67YpNMGmJpN2sgBxEKQp3jaujLhSwU3ytz5RL1euEd91cvPa4GDYFjU4zl
https://www.facebook.com/erique.kemod1/posts/pfbid02taQaSZXXeC15wdyu74iJzB3vE3eh1ywjqPbU7j2Daxivv6aAemNwY1dYW37CYSrFl
https://www.facebook.com/akhmad.bukhaeri.1/posts/pfbid0iKDKdF7yTX6WXybQio8oNAmMcs7jr8CJz5VvbfW5crGzAt5yJ7dTMjn6XHKQoFPAl
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/food-genetically-modified
https://www.healthline.com/nutrition/gmo-pros-and-cons
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10038016/
https://www.fda.gov/food/agricultural-biotechnology/how-gmos-are-regulated-united-states
https://www.globaltimes.cn/page/202308/1297163.shtml
https://wa.me/6281315777057
mailto:cekfakta@tempo.co.id

Publish date : 2024-05-29