Keliru, Demonstrasi Mahasiswa di Samarinda Ditunggangi PKI

tirto.id - Demonstrasi berbagai elemen masyarakat sipil pecah di pekan terakhir Agustus 2025 dan berujung pada sejumlah peristiwa kericuhan. Unjuk rasa yang menuntut evaluasi anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kebijakan-kebijakan pemerintah, serta reformasi aparat keamanan, terjadi di banyak daerah. Saat kini, aparat kepolisian di berbagai daerah telah menangkap terduga provokator dan pelaku kericuhan dalam sejumlah aksi demonstrasi itu.

ADVERTISEMENT

Di tengah hangatnya perbincangan kerusuhan dalam unjuk rasa ini, muncul narasi di media sosial (medsos) yang mengaitkan demonstrasi di wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

Narasi ini salah satunya disebar di Facebook oleh akun bernama "Berita Papua Terkini" (arsip). Akun tersebut mengunggah video pendek, yang menampilkan jajaran polisi memamerkan sejumlah barang sitaan, yang disebut sebagai barang bukti aksi unjuk rasa di Samarinda. Tampak puluhan botol yang diduga sebagai bom molotov, dan lukisan bergambar palu dan arit dengan tulisan ‘PKI’.

let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

#gpt-inline3-passback{text-align:center;}

Dalam video tersebut, terdapat keterangan berbunyi, "PKI Tunggangi Demo di Samarinda".
#inline4 {margin:1.5em 0}
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:auto;display:block;}

let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

#gpt-inline4-passback{text-align:center;}

Akun tersebut juga memberikan takarir dengan narasi mengklaim PKI adalah penyebab aksi demonstrasi berujung ricuh di Samarinda.

“Diduga Partai Komunis Indonesia (PKI) tunggangi demo berujung ricuh di Samarinda, Kalimantan Timur,” tulis akun tersebut.

ADVERTISEMENT

Periksa Fakta Demonstrasi Samarinda didalangi PKI. foto/hotline periksa fakta tirto

Video yang diunggah pada Kamis (4/9/2025) itu sudah ditonton sebanyak 33 kali. Namun, penelusuran Tirto juga menemukan sejumlah postingan dengan narasi serupa, seperti diunggah oleh akun ini, ini, dan ini.

Sejumlah postingan itu bahkan menarasikan bahwa PKI bangkit kembali dan menyamar di antara peserta aksi unjuk rasa. Demonstrasi yang terjadi juga dikaitkan dengan kebangkitan PKI.

Namun, benarkah demonstrasi di Samarinda ditunggangi PKI?

Pertama-tama, Tirto mencari informasi mengenai adanya agenda pengungkapan barang bukti yang dilakukan polisi di dalam video tersebut. Hasilnya, diketahui agenda itu dilakukan Kepolisian Resor (Polresta) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, usai memeriksa lingkungan Kampus 2 Universitas Mulawarman (Unmul), Jalan Banggeris, Samarinda, Minggu (31/8/2025) malam, seperti dilansir dari Antara. Polisi menyita barang bukti 27 bom molotov, satu jerigen berisi bahan bakar, gulungan kain perca yang berfungsi sebagai sumbu, gunting, dan lukisan dengan logo PKI.

Sementara itu, kegiatan Polresta Samarinda memamerkan barang bukti itu, dilakukan dalam agenda konferensi pers, Senin (1/9/2025), bersama Wali Kota Samarinda, Korem, hingga pemuka adat di Samarinda. Saat itu, Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Hendri Umar, mengatakan ada empat mahasiswa yang diduga menjadi perakit puluhan bom molotov tersebut.

"Dari 22 orang yang kami amankan semalam, empat orang berinisial MZ, FK, MAG, dan AR sedang kami proses lebih lanjut karena diduga kuat mengetahui dan berperan langsung dalam pembuatan bom molotov," ujar Hendri.

Sementara itu, terkait adanya lukisan bergambar logo PKI, pihak Unmul Samarinda dengan tegas membantah kaitan barang itu dengan rencana demonstrasi. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof Moh Bahzar, Selasa (2/9/2025), menyatakan itu merupakan alat peraga yang digunakan murni untuk kepentingan pembelajaran akademik.

"Ini tidak terkait dengan gerakan ideologi terlarang, melainkan hanya untuk peraga pembelajaran tentang sejarah demokrasi Indonesia," kata Bahzar.

Dia menjelaskan, lukisan tersebut adalah materi perkuliahan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sejarah. Mahasiswa sedang mempelajari konstelasi politik ketika era Presiden Soekarno, di mana saat itu terdapat beberapa partai besar, termasuk PKI.

Menurutnya, pihak rektorat sudah mengonfirmasi hal itu dengan memanggil program studi terkait untuk dimintai keterangan. Hasilnya, membenarkan bahwa gambar tersebut dibuat sebagai visualisasi untuk memudahkan pemahaman mahasiswa soal sejarah perpolitikan Indonesia.

Berbagai lambang partai politik pada masa itu ditampilkan sebagai bagian dari materi studi. Prof Bahzar menjamin temuan tersebut tidak memiliki kaitan apa pun dengan penyebaran paham komunisme atau aktivitas terorisme di dalam lingkungan akademik Unmul.

“Pihak kampus menjamin ini tidak ada hubungannya dengan gerakan terlarang. Ini murni konteks akademik, karena mahasiswa sejarah harus belajar tentang apa saja yang terjadi di masa lalu, dari era Orde Lama hingga Reformasi,” terangnya.

Di sisi lain, klaim tersebut turut didukung sejumlah dokumentasi kegiatan mahasiswa Unmul terkait pembelajaran sejarah itu di medsos. Salah satunya, diunggah oleh salah satu akun X yang menyertakan sejumlah foto kegiatan mahasiswa di Unmul.

Dengan begitu, narasi yang beredar terkait klaim bahwa PKI menjadi dalang demonstrasi ricuh di Unmul tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pihak Unmul menegaskan bahwa lukisan logo PKI merupakan alat peraga pembelajaran akademik yang justru dijadikan barang bukti oleh kepolisian.

Sebagai informasi, Presiden Soeharto sudah membubarkan PKI dan semua organisasinya, beserta organisasi yang berasas sama, berlindung, dan bernaung di bawahnya. Langkah itu diambil melalui Keputusan Presiden Nomor 1/3/1966 yang ditetapkan pada 12 Maret 1966. Keputusan itu juga menyatakan PKI sebagai partai terlarang.

Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim narasi yang menyatakan demonstrasi di Samarinda didalangi PKI bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Lukisan bergambar logo PKI yang ditemukan polisi di kampus Unmul, dan dijadikan barang bukti, merupakan alat peraga pembelajaran akademik. Pihak kampus menegaskan lukisan itu menjadi salah satu alat peraga dalam pembelajaran sejarah partai politik era Soekarno.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

https://web.facebook.com/reel/1279321813303107
https://archive.ph/4Ew76
https://web.facebook.com/reel/617278871266253
https://web.facebook.com/reel/1228061316004038
https://web.facebook.com/johari.telaga.2025/posts/pfbid02ncoVzhK2kUHsoJGevmoR9UtPkrgU39pY69FDDzxb5aNgzPCfmLxN4TM3HcPMtCK6l?rdid=t1hAdoEe1ZeSv1gH#
https://m.antaranews.com/berita/5078497/polresta-samarinda-identifikasi-empat-mahasiswa-perakit-bom-molotov
https://kaltim.antaranews.com/berita/245825/unmul-klarifikasi-temuan-simbol-pki-hanya-peraga-pembelajaran-fkip
https://x.com/senjatanuklir/status/1962590361970450852?t=Fvv4C2f419k1T_gUpyxbLQ&s=19
https://tirto.id/kopkamtib-alat-soeharto-membubarkan-pki-dan-menumbangkan-sukarno-f6cq

Publish date : 2025-09-08