
Keliru: Mandi Setiap Hari Menyebabkan Kulit Kering dan Iritasi
UNGGAHAN dengan headline tertulis “Ternyata Mandi 2-3 Hari Sekali Sudah Cukup. Ini Penjelasannya.” beredar di Instagram [arsip]. Dalam keterangannya, pengunggah mengklaim informasi itu berasal dari para dermatolog yang menilai mandi setiap hari dapat menyebabkan kulit kering, iritasi, bahkan melemahkan lapisan pelindung kulit. Selain itu, dituliskan juga, mandi setiap hari tetap diperbolehkan bagi orang yang sering berkeringat, rutin berolahraga berat, atau memiliki kebutuhan kulit khusus.
Namun, benarkah klaim dalam unggahan itu?
Tempo memverifikasi konten itu dengan mewawancarai dokter spesialis kulit serta menelusuri jurnal dan pemberitaan media kredibel. Hasilnya, lapisan minyak alami kulit memang bisa hilang bila seseorang terlalu sering mandi. Namun, jarang mandi juga berisiko bagi kesehatan kulit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya dr. Putri Hendria Wardhani menjelaskan, kulit memiliki mikrobiota dan bahan alami yang berfungsi melindungi tubuh. Tujuan mandi, kata dia, adalah menghilangkan kotoran tanpa merusak lapisan alami seperti minyak, lemak, dan mikrobiota.
Indikator kulit sehat terlihat dari kelembaban yang baik. Bila kulit kering, fungsi pelindung berkurang dan tubuh lebih rentan mengalami masalah lain, seperti kulit sensitif atau infeksi. “Jadi sebaiknya mandi secukupnya agar tujuannya tercapai yaitu menghilangkan kotoran tanpa merusak kulit,” ujar dokter yang juga berpraktik di Surabaya Skin Centre itu.
Menurut Putri, frekuensi mandi bergantung pada lokasi, kelembaban, dan aktivitas. Di negara tropis seperti Indonesia, mandi sebaiknya tidak lebih dari dua kali sehari. Sementara di Eropa atau negara beriklim dingin, orang bisa mandi lebih jarang. “Dalam konteks mandi di Indonesia, pernyataan itu salah,” kata dia menanggapi klaim mandi dua hingga tiga hari sekali sudah cukup.
Selain frekuensi, ada faktor lain yang harus diperhatikan. Misalnya pemilihan sabun yang lembut dan melembabkan, durasi mandi yang tidak terlalu lama, penggunaan air dengan suhu wajar, serta kebiasaan memakai pelembab setelah mandi.
Menurut Harvard Medical School, kulit sehat secara alami dilindungi lapisan minyak dan bakteri baik. Kebiasaan mandi dengan air panas atau menggosok terlalu keras bisa merusak perlindungan alami tersebut. Kulit pun jadi kering, gatal, dan mudah iritasi. Bila pecah-pecah, bakteri dan alergen lebih mudah masuk, memicu infeksi atau alergi. Sabun antibakteri bahkan bisa merusak keseimbangan ekosistem kulit karena membunuh bakteri baik, sehingga memberi ruang bagi bakteri yang lebih kuat.
Beberapa dokter anak dan dermatolog juga mengingatkan bahwa sistem imun manusia memerlukan paparan alami terhadap mikroorganisme agar bisa membentuk antibodi. Karena itu, anak-anak tidak selalu perlu dimandikan setiap hari.
Kualitas air ikut memengaruhi kesehatan kulit. Air bisa saja mengandung logam berat, garam, klorin, fluoride, pestisida, dan bahan kimia lain yang memberi dampak negatif bila terlalu sering terpapar.
Tidak ada standar baku berapa kali seseorang harus mandi. Dikutip dari Healthline, kebutuhan itu berbeda tergantung jenis kulit, kondisi tubuh, hingga musim. Misalnya, di musim dingin kulit lebih kering sehingga terlalu sering mandi bisa memperparah kekeringan, sedangkan di musim panas mandi setiap hari biasanya tidak bermasalah.
Tidak mandi beberapa hari memang tidak selalu langsung menimbulkan bau badan, terutama bila seseorang jarang berkeringat. Namun, semakin lama tidak mandi, bau di ketiak dan selangkangan pasti muncul. Bau badan bukan masalah kesehatan serius, tetapi bisa mengganggu interaksi sosial.
Kondisi kulit seperti jerawat, psoriasis, dermatitis, atau eksim juga bisa memburuk akibat penumpukan kotoran, keringat, sel kulit mati, dan bakteri jahat. WebMD menyebut jarang mandi dapat menyumbat pori-pori dan memicu jerawat atau ketombe. Dengan kata lain, terlalu jarang mandi berisiko sama seperti terlalu sering mandi. Kuncinya adalah menemukan frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing.
Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, klaim bahwa mandi dua sampai tiga hari sekali sudah cukup karena mandi menghilangkan lapisan minyak pada kulit adalah keliru.
Frekuensi mandi tergantung dari lokasi, kelembaban tempat tinggal dan juga aktivitas. Normalnya di negara tropis seperti Indonesia, mandi bisa dilakukan tidak lebih dari 2 kali sehari.
https://www.instagram.com/p/DOTX-MIkjRZ/?utm_source=ig_embed&ig_rid=fa1a0bb8-9921-42c4-a4bf-96cf675c02d6
https://mvau.lt/media/c8fc692a-db68-493a-b4b7-741c773a4cfa
https://www.health.harvard.edu/blog/showering-daily-is-it-necessary-2019062617193
https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/how-often-should-you-shower
https://www.webmd.com/beauty/shower-how-often
Publish date : 2025-09-18
Hal Menarik Lainnya...
