Benar: Penyintas Bencana Aceh Kibarkan Bendera Putih Mengharapkan Bantuan Luar Negeri
SEJUMLAH video dengan klaim beberapa warga Aceh mengibarkan bendera putih mengharapkan bantuan termasuk dari luar negeri, beredar di Facebook (akun satu [arsip] dan akun dua), Instagram, dan X.
Konten-konten itu memperlihatkan beberapa pria mengikat bendera putih, lalu memasangnya di pinggir jalan. “Masyarakat Aceh kembali viral,” tulis akun-akun pengunggah konten itu pada awal Desember 2025. Mereka mengklaim, warga mengibarkan bendera putih sebagai isyarat memanggil negara-negara dunia datang ke Aceh.
Benarkah warga Aceh mengibarkan bendera putih sebagai simbol meminta bantuan kepada pihak asing?
Tempo memverifikasi konten itu dengan mewawancarai warga dan jurnalis di Aceh serta membandingkan dengan pemberitaan yang kredibel. Hasilnya, sejumlah warga di Aceh memang benar mengibarkan bendera putih untuk mencari bantuan penanganan bencana.
Salah satu warga Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur yang mengibarkan bendera putih di pinggir jalan kampungnya adalah Abu Alex.
Abu mengatakan pengibaran bendera putih menjadi simbol harapan atas perlindungan, keselamatan, dan keamanan agar penanganan bencana berlangsung tanpa diskriminasi. Bendera putih juga menjadi isyarat bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, dan masyarakat internasional, untuk membantu penanganan bencana di Sumatera.
Menurut Abu, ia dan warga terpaksa mengibarkan bendera putih setelah kecewa terhadap lambatnya respons pemerintah pusat dalam menangani banjir bandang dan longsor di Sumatera. Hingga 15 hari setelah bencana, para penyintas masih mengalami krisis makanan, air bersih, dan tenda pengungsian.
“Perbaikan listrik dan jalan utama juga belum selesai,” kata Abu Alex melalui keterangan tertulis, Jumat, 12 Desember 2025.
Kekecewaan warga kian besar setelah pemerintah pusat tak kunjung menetapkan bencana di Sumatera sebagai darurat bencana nasional. Pemerintah justru menyerahkan penanganan bencana kepada Pemerintah Provinsi Aceh.
Reporter Harian Rakyat Aceh, Firhan Farabi, membenarkan aksi warga mengibarkan bendera putih untuk meminta bantuan dari pihak luar. Ia mengaku melihat banyak bendera putih di tepi jalan saat menuju Kota Langsa dari Aceh Tamiang pada Rabu, 10 Desember 2025.
Firhan berjumpa dengan rombongan Abu Alex yang sedang memasang bendera putih. “Mereka bilang sudah memasang bendera itu di dua kabupaten kota, di Aceh Timur dan Kota Langsa. Mereka berlanjut ke Aceh Tamiang,” ujar Firhan melalui telepon, Jumat, 12 Desember 2025.
Sejumlah media telah memberitakan aksi pengibaran bendera putih itu, antara lain Tribunnews, Kanal Aceh, dan Pojok Satu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah korban meninggal akibat bencana di Sumatera mencapai 1.016 jiwa per Ahad, 14 Desember 2025.
Rinciannya, korban meninggal di Aceh sebanyak 424 jiwa, di Sumatera Utara 349 jiwa, dan di Sumatera Barat 243 jiwa. Dalam sepekan terakhir, jumlah korban meninggal bertambah 66 jiwa.
Pilihan editor: Update Bencana Sumatera: Korban Meninggal 1.016 Jiwa, 624 Ribu Mengungsi
Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang menyebut warga Aceh mengibarkan bendera putih sebagai simbol permintaan bantuan dari luar negeri merupakan klaim yang benar.
https://www.facebook.com/reel/25483706844559099
https://archive.is/SNK5T
https://www.facebook.com/reel/1422680662837438
https://www.instagram.com/reel/DSD64f-gVux/
https://x.com/salam4jari/status/1998549160430284877
https://www.facebook.com/reel/1362495752285476
https://www.kanalaceh.com/2025/12/13/warga-aceh-ramai-ramai-kibarkan-bendera-putih/
https://www.tiktok.com/@pojoksatu.id/video/7582854511077674260
https://www.tempo.co/politik/update-bencana-sumatera-korban-meninggal-1-016-jiwa-624-ribu-mengungsi-2098884
/cdn-cgi/l/email-protection#9cfff9f7fafdf7e8fddce8f9f1ecf3b2fff3b2f5f8
Publish date : 2025-12-15
Hal Menarik Lainnya...