[HOAKS] Tembok Raksasa Sepanjang 110 Kilometer di Dasar Laut Papua

KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi tentang keberadaan tembok raksasa setinggi puluhan meter yang membentang sepanjang ratusan kilometer di dasar laut Papua.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

Narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua dibagikan oleh akun Instagram ini dan ini, serta akun Facebook ini.

Berikut narasi yang dibagikan:

"Tembok Laut Aruna"

Di kedalaman laut biru Papua, tersembunyi sebuah keajaiban yang telah lama dilupakan oleh waktu—Tembok Aruna, sebuah dinding raksasa setinggi puluhan meter dan memanjang hingga 110 kilometer, seakan membelah dasar lautan seperti batas dunia yang terlarang.

Menurut legenda suku Biak kuno, tembok ini bukan buatan tangan manusia biasa. Ia dibangun oleh Mokwanar, makhluk langit yang turun dari bintang-bintang, sebagai pelindung dunia atas dari “gerbang api” yang menganga di dasar bumi.

Dinding itu terbuat dari batu hitam yang tidak bisa dipecahkan, disusun dengan presisi sempurna—seolah dipahat oleh teknologi yang melampaui zaman.

Para penyelam modern yang menemukannya pertama kali pada 2007 mengira mereka menemukan reruntuhan kota kuno. Namun yang mereka lihat lebih dari sekadar arsitektur purba—di batu-batu itu terdapat pola ukiran mirip peta bintang, aksara yang belum pernah teridentifikasi, dan sebuah celah besar menyerupai pintu gerbang yang tertutup rapat oleh karang dan waktu.

Seorang arkeolog muda bernama Dita Loma, dalam ekspedisi tahun 2024, menyadari sesuatu yang mengejutkan: tembok itu seakan “hidup”.

Ia mendeteksi denyut elektromagnetik yang berdenyut tiap 33 jam dari dalam batu. Dan setiap kali denyutan itu datang, kawanan ikan-ikan akan menghilang, dan suara dentingan logam menggema pelan dari balik celah.

Desas-desus mulai menyebar: Apakah ini sisa kota yang tenggelam? Atau benteng yang menyegel sesuatu jauh lebih tua dan lebih berbahaya dari peradaban manapun?

Beberapa percaya bahwa Tembok Aruna adalah sisa peradaban pertama dunia, yang melampaui Atlantis, dan dibangun bukan untuk dihuni—tapi untuk mengurung sesuatu.

Kini, dunia mulai melirik lautan Papua. Tapi para tetua suku lokal memperingatkan:

> “Jangan buka gerbang itu. Tembok bukan untuk melindungi manusia dari laut. Tapi untuk melindungi dunia dari apa yang dikurung di balik laut.”

Screenshot Hoaks, tembok raksasa di dasar laut Papua

Meski tidak sama persis dengan yang dibagikan di Facebook baru-baru ini, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua telah beredar di internet sejak 2011.

Narasi itu disebarkan oleh blog IndoCropCircles, pada 10 September 2011.

Mereka mengeklaim terdapat struktur menyerupai tembok raksasa di dasar laut Papua yang panjangnya mencapai 110 kilometer dengan tinggi 1.860 meter dan lebar 2.700 meter.

Kemudian, narasi sejenis beredar pada 2023 dalam format video.

Narasi itu mengeklaim tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan benteng milik Yajuj dan Majuj, makhluk pembawa kerusakan yang dikaitkan sebagai tanda datangnya kiamat dalam ajaran Islam.

Dilansir Cek Fakta Tempo, 8 Juni 2023, Koordinator Pemetaan Kelautan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Fajar Triady Mugiarto, mengatakan bahwa tembok raksasa kuno di laut Jayapura, Papua, tidak pernah ditemukan berdasarkan hasil data batimetri nasional.

Data batimetri nasional tersebut didapatkan melalui hasil integrasi dari beberapa sumber data primer atau hasil survei yang dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga dan dari data sekunder yang didapat dari data satelit altimetri atau lainnya.

Hasil survei maupun data sekunder BIG tidak mengidentifikasi adanya tembok raksasa.

Sebaliknya, BIG mendapatkan data berupa fitur gunung bawah laut dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter.

Kaki gunung berada di kedalaman sekitar 3.700 meter sampai 4.300 meter dan puncak gunung berada di sekitar kedalaman 500 meter.

Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, Danar Guruh Pratomo, dalam pemberitaan KompasTV, 15 Juni 2023, juga mengaku tidak menemukan obyek berupa tembok di sekitar Papua.

Menurut Danar, visual yang diklaim sebagai tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan bathymetry artifacts atau kekeliruan yang muncul dalam data batimetri.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua adalah hoaks.

Narasi semacam itu telah beredar di internet sejak 2011. Pada 2023, narasi itu kembali ramai dibicarakan dan dikaitkan dengan tanda-tanda akan datangnya kiamat.

Namun, sejumlah pakar telah membantah keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua. Data batimetri nasional tidak menemukan adanya struktur semacam itu.

https://www.instagram.com/reel/DLhmpuTTBJA/
https://www.instagram.com/p/DLnFov2vs4v/
https://www.facebook.com/photo/?fbid=2940112126181507&set=a.121437961382285
https://indocropcircles.wordpress.com/2011/09/10/ditemukan-struktur-benteng-dilepas-pantai-utara-papua-tinggi-1-8km-panjang-110-km/
https://cekfakta.tempo.co/fakta/2312/keliru-klaim-tembok-raksasa-di-papua-terkait-yajuj-dan-majuj
https://www.kompas.tv/video/416539/ada-tembok-besar-di-dasar-laut-papua-news-or-hoax
https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D

Publish date : 2025-07-04