
Tidak Benar Obat Cacing dan Imunisasi Sebarkan Virus Baru
tirto.id - Beredar di media sosial, video yang memuat narasi penolakan terhadap program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin. Program dari Kemenkes dianggap oleh masyarakat sebagai bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru.
ADVERTISEMENT
Tayangan video menunjukan seorang pria yang berbicara di depan kamera, disertai takarir terkait narasi obat cacing menyebarkan virus.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
“Gawat darurat, waspada terhadap menteri kesehatan saat ini. Tolak program membagi-bagi obat cacing/imunisasi plus vaksin dari Kementerian Kesehatan sebab ini bagian dari misi global dalam rangka penyebaran virus baru. Target utama mereka sekolah-sekolah dan keluarga yang awam terhadap kesehatan,” bunyi keterangan teks.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta Obat Cacing dan Vaksin. foto/hotline periksa fakta tirto
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram "Sinshe Ukie" (arsip), Selasa (13/5/2025). Hingga Rabu (10/9/2025) video tersebut telah mendapatkan 87,4 ribu likes.
Kami juga menemukan unggahan serupa di Facebook dari unggahan akun “Nurlaela Ella” (arsip) dan akun "Merni Pronjo".
Video serupa juga diunggah pada platform TikTok oleh akun "Ruthberry" pada Kamis (14/8/2025). Unggahan-unggahan tersebut cukup ramai mendapat perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah pemberian obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru?
Melansir situs resmi Kemenkes RI, cacingan merupakan penyakit akibat cacing yang menginfeksi tubuh manusia dan ditularkan melalui tanah. Orang yang menderita cacingan dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing dan/atau cacing.
Menukil dari Kemenkes pula, cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Kecacingan juga dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus, khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuri strichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercoralis.
Data dari Kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi, yakni 30 persen-90 persen, dengan prevalensi di Kota Surabaya sebesar 36 persen.
Pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan, salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).
Lalu, melansir situs Ciputra Hospital, obat cacing memiliki efek samping mual, muntah, nafsu makan berkurang, sakit perut, diare, perut kembung, muncul ruam, sakit kepala, pusing dan mudah mengantuk. Namun, tidak ada keterangan bahwa mengonsumsi obat cacing menyebarkan virus, seperti klaim yang beredar.
Lebih lanjut, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga membantah klaim ini.
"Perlu digarisbawahi bahwa klaim yang menyatakan obat cacing, vaksin, atau imunisasi dapat menyebarkan virus baru adalah tidak benar (hoaks)," katanya pada Tirto, Rabu (10/9/2025).
dr. Wilson menambahkan, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung klaim tersebut. Justru sebaliknya, obat cacing maupun vaksin telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum diberikan secara luas pada masyarakat.
Cacingan adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui tanah (soil-transmitted helminth/STH). Infeksi ini sering menyerang anak-anak karena kebiasaan bermain di tanah, belum sempurna dalam menjaga kebersihan, serta daya tahan tubuh yang masih berkembang. Cacing yang umum menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang).
Bila tidak ditangani, cacingan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, anemia, nyeri perut, hingga menghambat tumbuh kembang anak.
"Karena itu, program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) berupa obat cacing menjadi salah satu strategi kesehatan masyarakat yang sangat penting," ujarnya.
Ia juga menyebut, data Kemenkes menunjukkan bahwa program ini berhasil menurunkan prevalensi cacingan di banyak daerah di Indonesia.
Secara medis, obat cacing bekerja dengan cara membunuh atau melumpuhkan cacing di saluran cerna sehingga dapat dikeluarkan bersama tinja. Beberapa penelitian internasional, termasuk yang dilaporkan oleh National Library of Medicine, menunjukkan bahwa pemberian obat cacing secara rutin (misalnya dua kali setahun) terbukti menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi cacing tanah pada anak-anak.
Tirto juga melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur reverse image search dari video tersebut. Hasil penelusuran tersebut mengarahkan kami pada laporan Cek Fakta Kompas yang menyatakan bahwa pemberian obat cacing ke anak sekolah menyebarkan virus baru klaim tidak berdasar.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan, menegaskan bahwa narasi tersebut adalah hoaks lama.
“Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas dan khasiatnya,” begitu kata Aji, seperti dilansir Kompas.
Kemudian, dalam buku terkait keamanan vaksin rutin di Amerika Serikat, dalam Comparative Effectiveness Reviewtahun 2021 yang diterbitkan AHRQ (Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan AS), tidak ditemukan bukti bahwa vaksin pada orang dewasa, anak-anak dan wanita hamil menimbulkan risiko efek samping serius.
Dengan demikian klaim yang mengatakan bahwa obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru adalah klaim tidak berdasar.
Berdasarkan penelusuran fakta, klaim yang menyebut program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin perlu ditolak karena bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru, bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
dr. Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa klaim obat cacing, vaksin, atau imunisasi bisa menyebarkan virus baru adalah hoaks. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung tuduhan tersebut. Sebaliknya, baik obat cacing maupun vaksin telah melewati uji keamanan ketat sebelum digunakan secara luas di masyarakat.
Hal ini sejalan dengan temuan internasional, termasuk Comparative Effectiveness Review tahun 2021 dari AHRQ di Amerika Serikat, yang menyimpulkan tidak ada bukti bahwa vaksin rutin menimbulkan risiko efek samping serius pada anak-anak, orang dewasa, maupun ibu hamil.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkann
https://www.instagram.com/reel/DJkyo6mBVEF/?igsh=MTVtNnEwNXRhOWJmOQ==
https://archive.ph/obEcV
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1350463440046005&set=a.106685717757123&type=3
https://archive.ph/Dz1Hj
https://www.facebook.com/share/r/1AH1vk6GRA/
https://www.tiktok.com/@berry7907/photo/7538462097496182021?_r=1&u_code=dj5fd76hk75e2i®ion=ID&mid=7036445111214934018&preview_pb=0&sharer_language=id&_d=da6g4icch91b3e&share_item_id=7538462097496182021&source=h5_t×tamp=1757323111&user_id=6974260002078049281&sec_user_id=MS4wLjABAAAA8fpzg7hv5avSJhuU2PFSzVFRY03F46PycwUe4QfwhCkyhzaKmaLo6xEcZx-aHR0a&aweme_type=150&pic_cnt=1&item_author_type=2&social_share_type=14&ug_photo_idx=0&utm_source=copy&utm_campaign=client_share&utm_medium=android&share_iid=7537932443681343239&share_link_id=a30c05b6-ad31-41a5-aec6-809f8809b3d7&share_app_id=1180&ugbiz_name=UNKNOWN&ug_btm=b2001&link_reflow_popup_iteration_sharer=%7B%22click_empty_to_play%22%3A1%2C%22dynamic_cover%22%3A1%2C%22follow_to_play_duration%22%3A-1.0%2C%22profile_clickable%22%3A1%7D&enable_checksum=1
https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak
https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak
https://ciputrahospital.com/cara-minum-obat-cacing/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572045/
Publish date : 2025-09-10
Hal Menarik Lainnya...
